Minggu, 20 Maret 2011

How do I Undergo this Condition?


Menjadi seorang Gay tidaklah sepenuhnya menyenangkan.  Seringkali orang-orang gay menutup rapat-rapat penyimpangan seksual yang mereka alami. Hal ini tidaklah mengherankan, mengingat kultur budaya masyarakat kita yang masih menganggap bahwa menjadi Gay adalah di luar kodrat.  Apalagi masyarakat kita masih berpegang teguh terhadap ajaran agama masing-masing. Hal inilah yang menyebabkan para kaum Gay berusaha menutupi penyimpangan seksual mereka.
Beberapa orang yang saya temui mengatakan bahwa mereka benar-benar tersiksa dengan keadaan seperti ini. Apalagi jika mereka ingin mengakui bahwa diri mereka adalah seorang Gay.  Rasanya seperti melompat kedalam mulut harimau. Lantaran hal ini adalah hal yang paling sensitive dan masih dianggap tabu dalam budaya masyarakat kita. Tak jarang banyak dari masyarakat yang memandang sebelah mata, bahkan terkesan jijik melihat adanya kaum Gay. Ada juga beberapa kaum gay yang saya temui mengatakan bahwa mereka sudah menganggap hal itu merupakan hal biasa. Jadi mereka berusaha untuk menikmati keadaan tanpa ambil pusing. Sebenarnya wajarkah reaksi dari masyarakat kita yang saya rasa sedikit berlebihan?.
Sebaliknya mengaku sebagai Gay di luar negeri jauh lebih aman dan setidaknya dapat diterima oleh masyarakatnya. Hal ini juga disebabkan oleh budaya masyarakat disana yang merupakan budaya bebas. Bahkan dari dunia entertaint ada beberapa penyanyi pria yang mengaku secara tebuka bahwa dia adalah seorang Gay. Diantaranya, penyanyi Ricky Martin, Adam Lambert, dsb.
Sejumlah kasus yang mengindikasikan bahwa kaum Gay ada disekitar kita. Kasus yang paling diingat adalah kasus mutilasi yang dilakukan oleh Ryan (Ferry Idam Henyansah) yang berasal dari Jombang Jawa Timur. Dia menjadi tersangka Mutilasi seorang pria yang menurutnya ingin merebut pacar sesama jenisnya. Belakangan terkuak bahwa Ryan ternyata telah memutilasi 10 pria lainnya yang jasadnya telah dikuburkan dihalaman belakang rumahnya.
Dari peristiwa diatas masyarakat tentu menjadi semakin memberikan stigma negative terhadap kaum Gay. Secara logika tidak semua kaum Gay adalah orang-orang jahat. Tidak semua kaum Gay adalah orang-orang yang keji. Banyak dari mereka yang dalam hal ini ingin sembuh atau dengan kata lain ingin hidup normal seperti pria-pria normal lainnya.
Sebenarnya ada beberapa penyebab seorang pria bisa menjadi Gay, diantaranya: berasal dari keturunan keluarga yang memang menyimpang dari segi seksual. Pergaulan yang salah, pernah dilecehkan oleh seorang pedofil, serta keadaan yang memaksa mereka untuk menjadi seorang Gay.  Tak jarang beberapa dari mereka bahkan ada yang nekat berpacaran dengan sesame jenis. Hal ini tentulah membuat masyarakat kita yang notabene masih berpegang erat pada nilai-nilai agama menjadi semakin memberikan pandangan miring terhadap keadaan tersebut.
Hidup adalah pilihan, toh kalaupun mereka tetap bersikukuh, kita tentu tidak bisa melarangnya. Ingat, semua orang memiliki hak asasi manusia. Kita tentu tidak ingin jika kita dicap sebagai penjajah Hak asasi orang lain.  Jika kita masih mempunyai hati nurani, marilah kita rangkul mereka semua. Jangan ada rasa jijik atau apapun itu. Marilah kita ajak mereka untuk memperbaiki kehidupan mereka. Bantulah mereka untuk hidup normal layaknya orang-orang lainnya. Ingatlah bahwa kita ini bersaudara, kita berasal dari tanah air yang sama marilah kita membantu mereka untuk bisa masuk kembali jalur yang benar.